|Handled|With|Love|



Secawan Kopi - Sekapur Sirih. ----- /// Mengapa memulai dengan kapur dan sirih, jika cawan dan kopi serasi mengawali hari.
Biar sejenak hitam, pahit ber'ekstraksi, maka candu muntahkan ide dan energi.

Monday, November 5, 2012

Sebuah Pencapaian...

Puas, haru, dan bangga. Ya, begitulah emosi saya diadu ketika menatap ke arah plakat yg tersusun rapi diatas tumpukan buku dan laporan skripsi saya. Matapun mulai berkaca-kaca seketika saat memandang ke arah dinding nan tinggi, dimana toga perlambang strata terpajang begitu indah, lebih indah dari replika lukisan Piccaso, lebih punk dari poster Blink di sisi lainnya, dan... Ah, ini lebih abstrak dari peta dunia di kamar saya.

Masih begitu mudah untuk diingat, wisuda beberapa hari lalu, dan rasanya itu sebuah momentum. Orang-orang terdekat saya berkumpul, bapak, ibu, adik, dan hanya minus pacar yg sedari pagi sibuk dgn tugas-tugasnya di seberang pulau sana, tapi tetap mencoba hadir via telepon (saya rasa itu membuatnya semakin sibuk). Mengantar saya pada sebuah pencapaian. Bukan puncak tertinggi,
tapi adalah dasar dari kehidupan yang sebenarnya nanti. Antusias dan raut wajah bahagia yg mereka tunjukkan membuat saya merasa begitu puas telah menyelesaikan tanggung jawab ini. Dan rasanya saya patut berterimakasih pada panitia wisuda X karena telah berhasil mengemas sebuah seremonial sakral yg begitu emosional. Mulai berjalan beriringan dengan rekan wisudawan lainnya, memasuki hall 5 BNDCC, naik ke mimbar diiringi suara lantang MC yg memanggil nama kami satu per satu dengan gelar, serta memampang foto kami di screen. Entah apa yg dirasakan para orang tua kami saat menyaksikan itu. Puncaknya ketika kami wisudawan diminta untuk berdiri dan balik menghadap ke kursi undangan dimana para orang tua duduk. Kami para wisudawan serentak memberikan apresiasi berupa applause sekencang-kencangnya kepada mereka para orang tua yang tentunya tak pernah berhenti berdoa dan mendukung kami. Ya...mata saya berkaca-kaca seketika itu, bahkan saat saya menulis ini dan mengingat moment itu kembali. Saya dan teman-teman tak akan sampai di sini tanpa mereka. Mengharukan ketika kita mampu membuat mereka bangga dengan apa yg kita capai.

Tak semulus langkah menuju mimbar.


Jika harus ditarik mundur beberapa bulan ke belakang, pencapaian ini jelas tidak semulus langkah kami menuju mimbar pelantikan. Saya dan juga mungkin teman-teman lainnya selama hampir 6 bulan terakhir tak bisa tidur nyenyak, mengerjakan projek yg menjadi judul skripsi masing-masing. Menginap sana sini, pergi pagi pulang malam, atau malah tak pulang-pulang. Belum lagi prosedur akademik yg terbilang 'bribet' cukup menguras emosi kami. Jika ada tempat yg harus diingat, saya rasa lantai 2 kampus adalah tempat yang akan dikenang, melihat mahasiswa 'bergeletakan' menunggu dosen pembimbing tanpa kejelasan, laptop dan kertas-kertas penuh coretan berserakan, obrolan yang tak jauh seputar projek dan coding, metode, dan algoritma, kumis, brewok, dan jidat yg semakin lebar. Ya...akan selalu ada cerita di sana.

Mengingat masa-masa sulit kala itu, rasanya ini adalah media yg tepat untuk menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih saya secara terbuka kepada orang-orang dibalik pencapaian ini. Kepada Tuhan saya Hyang Widhi yg telah memudahkan segalanya, Bapak Ibu yg selama ini menjadi motivasi terbesar saya, Adik saya Wahyuda dan Ayu Puspita perempuan di belakang saya, terima kasih telah mendewasakan saya, Maykel, teman sekaligus mentor yg luar biasa. Keluarga besar saya, kakek nenek, om tante yang telah banyak membantu dari segi materi, dan Almarhum kakek dari Ibu saya, yg membantu dari kejauhan sana, yg selalu hadir ketika saya minta (maaf merepotkan harus bolak balik surga-bumi-surga-bumi, hee..). Kemudian, secara khusus saya juga ingin berterima kasih pada segenap civitas akademika STIKOM Bali, Pak Sastra, Pak Yo, master-master yg membimbing saya. Dan tentunya dengan segala respek, saya apresiasi setinggi-tingginya pada teman-teman Tim Futsal Gabeng Warrior GW, yg selalu bersama bahkan sampai akhir pencapaian ini, Bangkit, Wawe, Gus Ari, Gery, Kadek, Artha, Iwan, Fariz, Aris, Danu, Dodik, Putra, Wahyu, dan terakhir kapten tim kami Ngurah Hendra, yg kos'annya bersedia untuk diporak-porandakan dalam beberapa bulan terakhir, tapi ya itulah yg saya sebut 'keluarga' :) 

Berlebihan? mungkin iya, tapi kami layak untuk berbangga, dan sedikit meluapkan rasa puas setelah apa yg telah saya dan teman-teman lalui, karena setelah ini, tantangan hidup yg sesungguhnya telah menunggu di luar sana, sebuah fase baru dari kehidupan. Kehidupan yg lebih serius. Beban itu tidak hilang, tapi pindah dari tanggung jawab satu, ke tanggung jawab lainnya, tanggung jawab yg lebih besar.


Selamat dan sukses tim...

-Adi-    

||o||

Tentu saja ini personal. Seluruh konten dalam blog ini tidak dibuat untuk menyenangkan pembacanya. Penulis tidak mengajak anda untuk sepakat dengan persepsi sebelah mata yang ia tulis. Penulis juga tidak mengajak anda untuk melirik dari sisi yang sama di waktu yang sama. Dan ia tidak sedang mencoba menghipnotis anda untuk ikut larut dalam suasana hatinya yang tidak teratur dalam tulisannya yg ngelantur. Seluruh paragraf, gambar, dan visual bergerak yang hadir di sini adalah kepuasan personalnya.


Arsip