|Handled|With|Love|



Secawan Kopi - Sekapur Sirih. ----- /// Mengapa memulai dengan kapur dan sirih, jika cawan dan kopi serasi mengawali hari.
Biar sejenak hitam, pahit ber'ekstraksi, maka candu muntahkan ide dan energi.

Thursday, August 18, 2011

Sentimentil Kemerdekaan

Masih hangat semangat kemerdekaan kemarin. Media dimana-mana isinya dialog soal kemerdekaan, pembicaranya jelas tokoh-tokoh pintar dan pejabat-pejabat di ibu kota sana, efeknya sekarang saya jadi pengen ikutan berargumen. Tapi berhubung ga termasuk tokoh pintar apalagi penjahat pejabat, jadi saya berkeluh kesahnya di sini aja kali ya. :p

***

Mengutip tema talk show di salah satu stasiun TV kemarin, “Sudah Merdekakah Kita?” saya punya pandangan sendiri sebagai rakyat awam tentunya.

Jika ditanya sudah merdeka atau belum, jawab saya jelas “sudah”. Proklamasi, Bendera MERAHPUTIH, dan Pancasila merupakan bukti dari kemerdekaan itu, di samping catatan-catatan sejarah lainnya. Saya sedikit miris mendengar masih ada pendapat yg mengatakan kalau Indonesia kita belum “merdeka”, terdengar sangat pesimis di telinga saya. Memang benar korupsi merajalela, memang benar kemiskinan dimana-mana, tapi bukan berarti kita belum “merdeka” seperti yg dikeluhkan sebagian orang. Saya mengutip beberapa penggalan pidato kemerdekaan proklamator kita Ir. Soekarno,

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (HUT Proklamasi 1963).

“Apakah Kelemahan kita? Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (HUT Proklamasi, 1966).

Lantas apa yg bisa kita petik dari pidato heroik itu? Saya sendiri secara awam menilai bahwa Presiden Soekarno ingin agar rakyatnya bisa lebih saling menghargai, baik buruk atau apapun itu, bangsa ini milik kita, dan tugas kita untuk membenahinya. “Kita” yg dimaksud di sini adalah rakyat dan pemerintah. Kadang saya merasa kasihan dengan pemerintah yg selalu saja disalahkan, bagaimana dengan rakyatnya? Apa sudah bisa diatur?

66 tahun Indonesia merdeka, dan 13 tahun terbebas dari belenggu orde lama, tapi sepertinya kita masih belum siap untuk Reformasi . Rakyat dan pemerintah masih harus belajar banyak tentang Demokrasi, agar tidak asal komentar dan berkoar-koar tanpa aksi positif yg nyata. Tidak mudah memang mengurus negara yg multikultur ini, jelas butuh kesadaran masing-masing individunya.

Beruntunglah kita tidak lahir di masa penjajahan dulu, sebelum negara ini benar-benar “merdeka”. Jika bukan karena semangat pejuang terdahulu, mungkin kita tidak mengenal internet seperti sekarang ini, main PES sampai pagi, atau bahkan bapak-bapak di sana juga tidak akan bisa jadi koruptor seperti saat ini, berterimakasihlah Pak!

Jadi, sudahilah mengeluh tentang carut marut negara sendiri. Saya sarankan untuk kurangi menyaksikan tayangan berita mulai saat ini, karena media sekarang hanya akan membuat anda mual, perbanyak membaca catatan sejarah justru akan membuat anda lebih menghargai bangsa ini. :)

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” - Ir. Soekarno -

 #MERDEKAA!!!

||o||

Tentu saja ini personal. Seluruh konten dalam blog ini tidak dibuat untuk menyenangkan pembacanya. Penulis tidak mengajak anda untuk sepakat dengan persepsi sebelah mata yang ia tulis. Penulis juga tidak mengajak anda untuk melirik dari sisi yang sama di waktu yang sama. Dan ia tidak sedang mencoba menghipnotis anda untuk ikut larut dalam suasana hatinya yang tidak teratur dalam tulisannya yg ngelantur. Seluruh paragraf, gambar, dan visual bergerak yang hadir di sini adalah kepuasan personalnya.


Arsip